Minggu, 20 Mei 2012

LAPORAN PRATIKUM X Static Route


LAPORAN PRATIKUM X


Static Route

A. Pendahuluan


          Static route  adalah konsep yang menggambarkan salah satu cara untuk mengkonfigurasi pemilihan path dari router dalam jaringan komputer . Ini adalah jenis routing yang ditandai dengan tidak adanya komunikasi antara router mengenai saat ini topologi dari jaringan . Hal ini dicapai dengan menambahkan rute ke tabel routing. Kebalikan dari statis routing adalah routing dinamis , kadang-kadang juga disebut sebagai adaptif routing.
Dalam sistem ini, rute melalui jaringan data dijelaskan oleh jalan yang tetap (statis). Rute ini biasanya dimasukkan ke router oleh administrator sistem. Seluruh jaringan dapat dikonfigurasi menggunakan rute statis, tetapi jenis konfigurasi tidak fault tolerant. Bila ada perubahan dalam jaringan atau kegagalan terjadi antara dua node didefinisikan secara statis, lalu lintas tidak akan dialihkan. Ini berarti bahwa apa pun yang ingin mengambil jalan yang terkena akan baik harus menunggu kegagalan akan diperbaiki atau rute statis yang akan diperbarui oleh administrator sebelum restart perjalanannya. Kebanyakan permintaan akan waktu (akhirnya gagal) sebelum perbaikan ini dapat dibuat. Namun demikian, saat-saat ketika rute statis dapat meningkatkan kinerja jaringan. Beberapa di antaranya adalah jaringan stub dan rute default 
       Static route juga merupakan suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan konfigurasi manual. Disisi lain dynamic routing adalah suatu mekanisme routing dimana pertukaran routing table antar router yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.
Dalam skala jaringan yang kecil yang mungkin terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian static route lebih umum dipakai. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah di configure secara manual dan dimaintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya.
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan didalam internetwork yang mana dikonfigure secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigure untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, dimana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entry – suatu entry yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entry yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Static route terdiri dari command-command konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. sebuah router hanya akan meneruskan paket hanya kepada subnet-subnet yang ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepada nya – keluar interface dari router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protocolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Keuntungan static route:
  • Static route lebih aman disbanding dynamic route
  • Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian static route :
  • Administrasinya adalah cukup rumit disbanding dynamic routing khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigure secara manual.
  • Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual.



Alur Pengkonfigurasian Static Route :




Desain
Addressing Table
Pada router, masuk ke global configuration mode dan konfigurasi basic global configurations. keemudian konfigurasi console dan virtual terminal line password pada setiap router. Gunakan perintah sebagai berikut.




Setelah itu klik R1 kemudian masukkan perintah ini.




R1# debug ip routing.

Selanjutnya masuk ke konfigurasi interface mode pada R1,lalu ketikkan perintah di bawah ini.


R1#configure terminal
R1(config)#interface fastethernet 0/0 
R1(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0
Masuk ke konfigurasi interface mode R1 pada interface yang terkoneksi pada R2.
R1#configure terminal 
R1(config)# interface serial 0/0/0
R1(config-if)# ip address 172.16.2.1 255.255.255.0 
R1(config-if)# clock rate 64000
Klik R2 kemudian masukkan perintah ini.
R2#debug ip routing
Masuk ke konfigurasi interface mode R2 pada interface yang terkoneksi pada R1.
R2#configure terminal 
R2(config)# interface serial 0/0/0
R2(config-if)# ip address 172.16.2.2 255.255.255.0 
R2(config-if)# clock rate 64000
Matikan debug pada router 1 dan router 2 dengan menggunakan perintah ini.
R1#no debug ip routing
Konfigurasi Static Route dengan "next-hop" address pada R3.
R3(config)# ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 192.168.1.2
Pada router R2, konfigurasi static route untuk menjangkau jaringan 192.168.2.0
R2(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0
Konfigurasi static route menggunakan Exit Interface.
R3(config)#ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 serial0/0/1 
Pada router R2, konfigurasi static route menggunakan jaringan 172.16.3.0 di interface serial 0/0/0 pada router R2 sebagai Exit Interface.
R2(config)# ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 serial0/0/0 
Konfigurasi default static route menggunakan perintah dibawah ini.
R1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2 


Last. PING pada setiap PC.




PC1 --> PC3



PC2 --> PC3


Tidak ada komentar:

Posting Komentar