LAPORAN PRATIKUM X
Static Route
A. Pendahuluan
Static
route adalah konsep yang menggambarkan salah satu cara untuk mengkonfigurasi pemilihan path dari router dalam jaringan komputer . Ini adalah jenis routing yang ditandai dengan tidak adanya komunikasi antara router mengenai saat ini topologi dari jaringan . Hal ini dicapai dengan menambahkan rute ke tabel routing. Kebalikan dari statis routing adalah routing dinamis , kadang-kadang juga disebut sebagai adaptif routing.
Dalam sistem ini, rute melalui jaringan data dijelaskan oleh jalan yang tetap (statis). Rute ini biasanya dimasukkan ke router oleh administrator sistem. Seluruh jaringan dapat dikonfigurasi menggunakan rute statis, tetapi jenis konfigurasi tidak fault tolerant.
Bila ada perubahan dalam jaringan atau kegagalan terjadi antara dua
node didefinisikan secara statis, lalu lintas tidak akan dialihkan.
Ini berarti bahwa apa pun yang ingin mengambil jalan yang terkena akan
baik harus menunggu kegagalan akan diperbaiki atau rute statis yang akan
diperbarui oleh administrator sebelum restart perjalanannya. Kebanyakan permintaan akan waktu (akhirnya gagal) sebelum perbaikan ini dapat dibuat. Namun demikian, saat-saat ketika rute statis dapat meningkatkan kinerja jaringan. Beberapa di antaranya adalah jaringan stub dan rute default
Static
route juga merupakan suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing
table dengan konfigurasi manual. Disisi lain dynamic routing adalah
suatu mekanisme routing dimana pertukaran routing table antar router
yang ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.
Dalam skala jaringan yang kecil
yang mungkin terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian static
route lebih umum dipakai. Static router (yang menggunakan solusi static
route) haruslah di configure secara manual dan dimaintain secara
terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table
secara dinamis dengan router-router lainnya.
Suatu static route akan berfungsi
sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan
didalam internetwork yang mana dikonfigure secara manual oleh
administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigure
untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok
dengan IP address dari interface local router, dimana router memeriksa
routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan
paket.
Konsep dasar dari routing adalah
bahwa router meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang
ada dalam header IP paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan
routing table dengan harapan menemukan kecocokan entry – suatu entry
yang menyatakan kepada router kemana paket selanjutnya harus diteruskan.
Jika tidak ada kecocokan entry yang ada dalam routing table, dan tidak
ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut.
Untuk itu adalah sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang
tepat dan benar.
Static route terdiri dari
command-command konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada
router. sebuah router hanya akan meneruskan paket hanya kepada
subnet-subnet yang ada pada routing table. Sebuah router selalu
mengetahui route yang bersentuhan langsung kepada nya – keluar interface
dari router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan
protocolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat
diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet
yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Keuntungan static route:
- Static route lebih aman disbanding dynamic route
- Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan configure router untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian static route :
- Administrasinya adalah cukup rumit disbanding dynamic routing khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigure secara manual.
- Rentan terhadap kesalahan saat entry data static route dengan cara manual.
Alur Pengkonfigurasian Static Route :
Desain
Addressing Table
Pada
router, masuk ke global configuration mode dan konfigurasi basic global
configurations. keemudian konfigurasi console dan virtual terminal line
password pada setiap router. Gunakan perintah sebagai berikut.
Setelah itu klik R1 kemudian masukkan perintah ini.
R1# debug ip routing.
Selanjutnya masuk ke konfigurasi interface mode pada R1,lalu ketikkan perintah di bawah ini.
R1#configure terminal
R1(config)#interface fastethernet 0/0
R1(config-if)#ip address 172.16.3.1 255.255.255.0
Masuk ke konfigurasi interface mode R1 pada interface yang terkoneksi pada R2.
R1#configure terminal
R1(config)# interface serial 0/0/0
R1(config-if)# ip address 172.16.2.1 255.255.255.0
R1(config-if)# clock rate 64000
Klik R2 kemudian masukkan perintah ini.
R2#debug ip routing
Masuk ke konfigurasi interface mode R2 pada interface yang terkoneksi pada R1.
R2#configure terminal
R2(config)# interface serial 0/0/0
R2(config-if)# ip address 172.16.2.2 255.255.255.0
R2(config-if)# clock rate 64000
Matikan debug pada router 1 dan router 2 dengan menggunakan perintah ini.
R1#no debug ip routing
Konfigurasi Static Route dengan "next-hop" address pada R3.
R3(config)# ip route 172.16.1.0 255.255.255.0 192.168.1.2
Pada router R2, konfigurasi static route untuk menjangkau jaringan 192.168.2.0
R2(config)# ip route 192.168.2.0 255.255.255.0
Konfigurasi static route menggunakan Exit Interface.
R3(config)#ip route 172.16.2.0 255.255.255.0 serial0/0/1
Pada router R2, konfigurasi static route menggunakan jaringan 172.16.3.0
di interface serial 0/0/0 pada router R2 sebagai Exit Interface.
R2(config)# ip route 172.16.3.0 255.255.255.0 serial0/0/0
Konfigurasi default static route menggunakan perintah dibawah ini.
R1(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 172.16.2.2
Last. PING pada setiap PC.
PC1 --> PC3
PC2 --> PC3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar